=========================================
Nama : Evrianto
NPM : 201610007
Program Studi : Sistem Komputer
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
====================================
ALGORITMA KRIPTOGRAFI MODERN
Algoritma adalah urutan langkah-langkah dalam menyelesaikan suatu masalah yang dilakukan secara sistematis dan benar. Sedangkan kriptogafi adalah ilmu yang mempelajari segala hal tentang penyandian, kriptografi menjaga pesan yang kita kirim menjadi lebih aman dan tidak dapat dibaca oleh setiap orang yang tidak memiliki sandi dari pesan tersebut. Algoritma kriptografi adalah langkah-langkah bagaimana cara membuat pesan kita menjadi lebih aman dari orang-orang yang tidak berhak atas pesan tersebut.
-Beroperasi dalam mode bit
-kunci, plainteks, cipherteks, diproses dalam rangkaian bit
-operasi bit xor paling banyak digunakan
-Tetap menggunakan gagasan pada algoritma klasik tetapi lebih rumit (sangat sulit dipecahkan)
-Perkembangan algoritma kriptografi modern didorong oleh penggunaan komputer digital untuk keamanan pesan.
-Komputer digital merepresentasikan data dalam biner.
MACAM MACAM ALGORITMA KRIPTOGRAFI MODERN
Algoritma Simetris
Algoritma simetris adalah algoritma yang menggunakan kunci yang sama untuk enkripsi dan deskripsinya.
Algoritma Asimetris
Algoritma asimetris adalah pasangan kunci kriptografi yang salah satunya digunakan untuk proses enkripsi dan satu lagi deskripsi.
Algoritma Hibrida
Algoritma hibrida adalah algoritma yang memanfaatkan dua tingkatan kunci, yaitu kunci rahasia (simetri) yang disebut juga session key (kunci sesi) untuk enkripsi data dan pasangan kunci rahasia adalah kunci publik untuk pemberian tanda tangan digital serta melindungi kunci simetris.
KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK
pada kriptografi ini menggunakan dua kunci yaitu kunci untuk enkripsi plainteks dan kunci untuk dekripsi cyphertext. Publik key kunci yang digunakan untuk umum (yang disebar luaskan) sedangkan Privat key kunci yang digunakan untuk pribadi (yang dirahasiakan).
RSA
Merupakan algoritma kriptografi kunci publik (asimetris) oleh Rivest, Shamir dan Adleman tahun 1977 Menggunakan konsep bilangan prima dan aritmetika modulo Kunci enkripsi maupun dekripsi keduanya merupakan bilangan bulat Kunci dekripsi didapatkan dengan memfaktorkan suatu bilangan bulat menjadi faktor-faktor primanya Semakin besar bilangan yang difaktorkan, akan semakin sulit pemfaktorannya, dan semakin kuat pula algoritma RSA.
Keamanan algoritma RSA didasarkan pada sulitnya memfaktorkan bilangan besar menjadi fakto-faktor primanya.
Masalah pemfaktoran: Faktorkan n, yang dalam hal ini n adalah hasil kali dari dua atau lebih bilangan prima.
Pada RSA, masalah pemfaktoran berbunyi: Faktorkan n menjadi dua faktor primanya, p dan q, sedemikian sehingga n = p × q.
Sekali n berhasil difaktorkan menjadi p dan q, maka f(n) = (p – 1) (q – 1) dapat dihitung. Selanjutnya, karena kunci enkripsi e diumumkan (tidak rahasia), maka kunci dekripsi d dapat dihitung dari persamaan penemu algoritma RSA menyarankan nilai p dan q panjangnya lebih dari 100 digit. Dengan demikian hasil kali n = p ´ q akan berukuran lebih dari 200 digit. Menurut Rivest dan kawan-kawan, usaha untuk mencari faktor prima dari bilangan 200 digit membutuhkan waktu komputasi selama 4 milyar tahun, sedangkan untuk bilangan 500 digit membutuhkan waktu 1025 tahun! (dengan asumsi bahwa algoritma pemfaktoran yang digunakan adalah algoritma yang tercepat saat ini dan komputer yang dipakai mempunyai kecepatan 1 milidetik). Algoritma yang paling mangkus untuk memfaktorkan bilangan yang besar belum ditemukan. Selama 300 tahun para matematikawan mencoba mencari faktor bilangan yang besar namun tidak banyak membuahkan hasil. Semua bukti yang diketahui menunjukkan bahwa upaya pemfaktoran itu luar biasa sulit.Fakta inilah yang membuat algoritma RSA tetap dipakai hingga saat ini. Selagi belum ditemukan algoritma yang mangkus untuk memfaktorkan bilangan bulat menjadi faktor primanya, maka algoritma RSA tetap direkomendasikan untuk mengenkripsi pesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar